Tuesday, January 10, 2012

Berhenti menggunakan kata "AUTIS" dalam bercanda bahkan membully!

Sebelum menggunakan kata "AUTIS" dalam bercanda, ada baiknya kita harus tahu dulu apa AUTIS itu sebenarnya. Setelah tahu, hendaknya kita berfikir, apa pantas kata tersebut dijadikan bahan untuk mengejek atau sekedar bercanda dengan teman?
Tidak hanya kata autis, kata cacat juga sebenarnya tidak pantas untuk dijadikan bahan ejekan.

Pernah gak kita membayangkan… sebentarrrrr saja… menjadi orangtua dari anak autistik? Apa itu semudah kalian melontarkan kata autis tersebut untuk bercanda?


Ada banyak sekali artikel yang menceritakan kisah orangtua yang memiliki seorang anak autis, dimana terdapat pengakuan seorang ibu yang memiliki anak autis, suka duka merawat anak autis, dan pengakuan lainnya yang membuat terharu. Tentu kita bisa ngerti gimana perasaan ibu tersebut saat mendengar orang-orang bercanda dengan menyebutkan kata-kata “autis”.Miris pastinya. Seandainya bisa memilih, tentu Ibu itu tidak akan meminta anak yang dilahirkannya untuk mengidap autis. Tapi cinta ibu memang luar biasa, apapun kondisi anaknya, cinta yang diberikannya tak akan tergantikan.
baca artikelnya disini http://www.newsilly.com/2011/09/18/kenapa-sih-gak-boleh-becanda-pakai-kata-autis-lu/


Setelah membaca artikel tersebut, kalian yang bisa menilai sendiri.
 Apakah layak menggunakan istilah autis buat lucu-lucuan ?
Apakah serendah itu arti kata autis di mata mereka ? sehingga istilah itu disamakan dgn
istilah2 yg tdk pantas bahkan makian ?
Apakah layak istilah autis dipakai utk menggambarkan perilaku2 yg dipersepsikan sebagai
perilaku negatif dari seseorang ?

Tuesday, January 3, 2012

Orang tua over protektif, anak menjadi korban bullying

Siapa bilang orangtua terlalu protektif itu menjamin anaknya pasti menjadi baik?
Orang tua yang terlalu protektif, justru menjadikan anak sebagi korban bullying. Anak harus diajari untuk berani melawan siapa yang melakukan kekerasan terhadapnya.

Peneliti dalam bidang perilaku manusia dari Amerika Serikat (AS), Dr John Demartini mengatakan bahwa orangtua dari anak korban bully harus berhenti mengendalikan anak-anaknya dan mulai membiakan mereka mengontrol sendiri kehidupannya. "Seorang anak yang mengalami kekerasan merupakan hasil support yang berlebihan dari orang tuanya," kata Demartini yang dilansir news.com.au, Minggu (20/11/2011)
"Anda harus mengajarkan anak dengan kehidupan nyata. Jika Anda mengajarkan mereka dalam sebuah dunia khayalan dimana mereka diharuskan untuk bersikap baik dan bergaul, mereka tidak akan menghargai bagaimana kehidupan sebenarnya," imbuhnya.

Demartini juga menganjurkan untuk melawan balik tindak kekerasan itu. Para pelaku bullying, jelas dia, tidak akan menyerang anak yang bisa memberikan perlawanan balik.  "Jika anak-anak yang senang pergi keluar dan belajar seni bela diri, belajar bagaimana menjadi cerdas dan memiliki banyak teman, maka mereka tidak akan menjadi korban bully," katanya.

Sebaliknya, ahli anti-kekerasan dari Australia, Dr Ken Rigby, mengatakan bahwa membalas dengan kekerasan bukanlah sebuah jawaban. "Melawan bukanlah suatu hal yang beralasan, konsultan pendidikan akan mengatakan bahwa hal itu sebagai hal yang berurusan dengan kekerasan," kata Rigby.

Rigby berpendapat, orang yang menganggap hukuman fisik itu efektif itu sangat kuno. Ada cukup bukti yang dapat menunjukkan bahwa hukuman fisik itu tidak efektif untuk membuat anak bersikap lebih baik.

"Untuk menjadikannya orang yang baik, Anda sendiri harus menjadi orang yang kuat untuk bertahan hidup di dunia ini," jelas Rigby.

Sementara Dr Susan Colmar dari Universitas Sydney, mengatakan bahwa anak-anak bukanlah korban bully karena anak-anak memiliki tipe-tipe tertentu. "Beberapa anak pendiam dan sangat sensitif, yang bukan berarti mereka adalah korban" katanya.

Thursday, December 29, 2011

hati - hati, bullying anak di dunia maya!

Robin M. Kowalski, Ph. D, dan Patricia W. Agatston, Ph.D, dalam buku Cyber Bullying menjelaskan bahwa bullying bisa juga terjadi melalui dunia maya. Kowalski, Limber, dan Agatston memaparkan sejumlah metode yang bisa digunakan untuk cyber bullying dalam berbagai teknologi komunikasi yang berkembang saat ini.

Chatting

 
Para remaja dan anak masa kini pasti suka chatting. Ngobrol di dunia maya ini memungkinkan terjadinya komunikasi secara real time.


Pem-bully dapat mengirimkan pesan bernada ancaman atau marah-marah kepada target. Pem-bully juga bisa menggunakan identitas korban untuk berkomunikasi dengan orang lain dan menyebarkan pesan bernada ancaman pula.

Surat Elektronik

 
Merupakan metode paling sering yang digunakan untuk cyber bullying. Melalui surat elektronik (surel), seseorang dapat mengirimkan pesan menjelek-jelekkan kepada ratusan, bahkan ribuan orang dengan hanya memencet satu tuts saja. Seseorang yang ingin mempermalukan target bisa mengirimkan gambar atau informasi lain tentang seseorang ke ratusan atau ribuan orang dalam waktu bersamaan.

Meski surel mudah ditelusuri, tak ada yang bisa memastikan kalau seseorang dengan identitas itulah yang benar-benar mengirimkannya. Bisa jadi orang lain dengan mudah masuk ke identitas surel itu karena tahu kata kuncinya.

Pesan Singkat

 
Penggunaan pesan singkat melalui telepon seluler pada anak remaja sungguh menakjubkan. Mereka bisa dengan cepat mengetik pesan untuk dikirimkan kepada orang lain. Sayangnya, pesan singkat ini kadang digunakan dengan tidak tepat, untuk memberi contekan kepada teman lain ketika sedang ujian, misalnya. Di sisi lain, pesan singkat juga dapat digunakan sebagai alat cyber bullying.

Jejaring Sosial

 
Friendster, Facebook, Myspace, atau Twitter dapat menjadi jalur cyber bullying. Dalam Facebook misalnya, seseorang bisa mengetahui ia berteman dengan siapa, berhubungan dengan siapa, serta memungkinkan seseorang memberi komentar atas orang tersebut. Pem-bully bisa saja berkomentar jelek atau menjelek-jelekkan orang lain.

Blog

 
Jurnal online ini bisa juga digunakan untuk cyber bully. Seorang remaja dapat menggunakan blog untuk merusak reputasi atau menyerbu privasi remaja lain. Contohnya, remaja yang baru putus pacaran bisa menuliskan informasi memalukan tentang mantan pacarnya.

Selain blog, situs maupun games di internet dapat pula dijadikan alat untuk melakukan cyber bullying. 

Thursday, December 22, 2011

Pacar juga bisa ngebully lho!

4 Tanda Di-bully Pacar
Gadis Aksi

Katanya sayang, tapi kok dia sering bikin sakit hati dengan kata-kata kasarnya, ya? Apalagi kalau emosinya lagi nggak stabil, wah…kalau nggak hati-hati berbicara, bisa “habis” dimaki sama dia. 

Kalau selama ini kita merasa bahwa yang bisa membully hanya senior, lebih baik buka mata dan hati lagi, deh. Karena pacar pun bisa melakukan kasus bullying. Hanya saja, karena alasan cinta, kita jadi nggak menganggap itu suatu masalah. Padahal, kita wajib bertindak apabila pacar mulai melakukan beberapa tindakan ini:

Mulutnya pedas
Salah ngomong sedikit saja, dia bisa memaki kita dengan berbagai kata-kata kotor. Belum lagi saat kita melakukan kesalahan, bukannya menolong eh, dia malah mengejek kita di depan umum.

Ringan tangan
Saat emosi, otomatis jarinya akan menunjuk wajah kita sambil marah-marah. Parahnya lagi, kalau sudah nggak bisa dikontrol, kadang dia suka melayangkan tangan untuk mendorong bahkan menampar. Hiks!

Mengatur sesuka hati dan kita harus menuruti
Nggak boleh main dengan teman cowok lain, nggak boleh pakai rok di atas lutut, wajib lapor is isms/bbm setiap hari, dll. Duh, hidup kayak di penjara deh saat bareng dia.

Pelecehan seksual
Ngeri, ya! Tapi bisa jadi kita nggak sadar bahwa sedang mengalami pelecehan seksual oleh pacar sendiri. Misalnya saat dia minta kita mengirimkan foto dengan pose sedikit porno, atau memaksa untuk berciuman. Bahkan yang lebih  parah adalah saat dia memaksa kita untuk melakukan hubungan seksual. Paksaan itu pun keluar bersama dengan berbagai ancaman kalau kita nggak mau menuruti kemauannya.

Tuesday, December 13, 2011

Rekomendasi; Buku "19 minutes" - Jody Picoult!

In nineteen minutes, you can mow the front lawn, color your hair, watch a third of a kockey game. In nineteen minutes, you can bake scones or get a tooth filled by a dentist, you can fold laundry for a family of five.
In nineteen minutes, you can order a pizza and get it delivered. You can read a story to a child or have your oil changed. You can walk a mile. You can sew a hem.
In nineteen minutes, you can stop the world, or you can just jump off it.
In nineteen minutes, you can get revenge.
-Nineteen minutes – page 1-
Nineteen Minutes
Nineteen Minutes
19 menit waktu yang dibutuhkan Peter Houghton menembak teman-temannya di Sterling High School. 10 meninggal, 9 murid dan 1 guru. 19 lainnya luka-luka. Kenapa? Seorang psikopatkah? Apa yang menyebabkan remaja laki-laki berusia 17 tahun berani melakukan hal itu? Jodi Picoult mengulas latar belakang seorang Peter, anak korban bullying temannya semenjak hari pertamanya masuk TK.
19 minutes ditulis dengan alur maju mundur, bagaikan mengupas bawang, selapis demi selapis kita menyelami Peter Houghton dan beberapa tokoh lain di antaranya Josie Cormier, teman Peter sejak kecil yang sekarang sudah menjadi gadis populer di ssekolah; Alex Cormier, seorang juri pengadilan dan ibu dari Josie; serta Lacy Houghton teman Alex sekaligus ibu dari Peter; Patrick Ducharme seorang detektif lokal dan Jordan McAfee, pengacara muda ambisius yang membela Peter di pengadilan.
Cerita dimulai per tanggal 6 Maret 2007 saat penembakan terjadi. Salah satu korban adalah Matt, pacar Josie yang juga adalah satu-satunya korban yang tertembak 2 kali, badan dan kepala.
Nobody wants to admit to this, but bad things will keep on happening. Maybe that’s because it’s all a chain and a long time ago someone did the first bad thing, and that led someone else to do another bad thing, and soon. You know, like that game where you whisper a sentence into someone’s ear, and that person whispers it to someone else,and it all comes out wrong in the end.
But then again, maybe bad things happen because it’s the only way we can keep remembering what good is supposed to look like. – 61-
Hinaan terhadap Peter terus berlanjut, suatu ketika saat Peter mulai tidak bisa membedakan angka 3 dan 8 dan akhirnya ia harus memakai kacamata. Kacamata ringan yang membuat matanya terlihat besar seperti burung hantu namun ia juga dibuat terpana. Tulisan yang dulunya kabur kini terlihat jelas, mirip dengan pelengkap superhero! Sabuk Batman, Gua Superman dan kalau Peter adalah kacamata, ia begitu bersemangat ingin segera masuk sekolah.
Dan yang didapat keesokan harinya yang saya ambil dari halaman 110, As the world came into focus, Peter realized how people looked when they glanced at him. As if he were the punch line to a joke. And Peter, with his 20/20 vision, cast his eyes downward, so that he wouldn’t see.
:(
Bagaimana hati saya tidak hancur saat membaca paragraf itu. Huks.
When you don’t fit in, you become superhuman. You can feel everyone else’s eyes on you, stuck like Velcro. You can hear a whisper about youfrom a mile away. You can dissapear, even when it looks like you’re still standing right there. You can scream, and nobody hears a sound.
You become the mutant who fell into the vat of acid, the joker who can’t remove his mask, the bionic man who’s missing his limbs and none of his heart.
You are the thing that used to be normal, but that was so long ago, you can’t even remember what it was like.
Josie adalah satu-satunya teman Peter, bahkan ia pernah berkelahi dengan teman lelakinya gara-gara anak itu menghina Peter. Sayangnya begitu masuk SMA, Josie berubah. Josie mulai bergabung dengan kalangan abg ala kumpulan remaja putri di serial Gossip Girls dan berpacaran dengan Matt Royston, seorang pemain hockey populer yang kebetulan juga salah satu dari teman yang sering membully Peter. Matt bahkan sering menyebut Peter sebagai homo atau queer.
Tidak seperti membaca buku drama lainnya, beberapa hari selama saya membaca nineteen minutes perasaan saya nyesek. Sedih, kalut dan yang jelas buku ini menghantui saya sampai sekarang. Saya tidak bisa membayangkan kalau saya ada di posisi Peter, bahkan sampai di suatu kejadian (tidak akan saya sebutkan karena bisa jadi itu sebuah spoiler yang akan mengganggu kenikmatan membaca) yang mempermalukan Peter, saya menjadi maklum kenapa ia sampai mengambil keputusan membawa pistol ke sekolah untuk membunuh teman-temannya.
Nineteen Minutes tidak hanya terfokus pada penembakan di sekolah dan juga bullying, tapi seberapa dalam kita mengenal seseorang?
If you spent you life concentrating on what everyone else thought of you, would you forget who you really were? What if the face you showed the world turned out to be a mask…with nothing beneath it?
Buku yang kaya dengan nilai psikologis, cerita yang kompleks. Bagi pembaca yang belum pernah menikmati karangan Jodi Picoult, sungguh, buku ini amat sayang dilewatkan. Cover versi Atria cukup mewakilkan isi buku, menggambarkan sepasang tangan yang bergenggaman. Ada lagi versi Australia yang lebih ‘Peter’, tapi Peternya manis banget di sini :D
Nineteen minutes Australian ed.
Nineteen minutes Australian ed.
Nineteen minutes adalah buku Jodi Picoult pertama saya dan mulai sekarang bakal mengoleksi buku-buku lainnya :p
Beberapa penghargaan Nineteen Minutes : Pemenang 2010 Iowa HS book award, 2009 New Hampshire Flume Award dan finlis dari 2010 Abraham Lincoln Illinois HS Book Award.
“(Nineteen Minutes is) absorbing and expertly made. On one level, it’s a thriller, complete with dismaying carnage, urgent discoveries and 11th-hour revelations, but it also asks serious moral questions about the relationship between the weak and the strong, questions that provide what school people call ‘teachable moments.’ If compassion can be taught, Picoult may be just the one to teach it. ”
—Washington Post
Detail buku :
Judul : Nineteen Minutes
Atria Books, November 2007. 642 halaman.
5 bintang!

http://miamembaca.wordpress.com/tag/bullying/

Monday, December 5, 2011

let our eyes open with these things.


Minggu, 11 Januari 2009
Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menilai, alasan penegakan disiplin tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan kekerasan terhadap murid. "Mendiknas harus patuh kepada pasal 54 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang menyebutkan, lingkungan sekolah wajib zona bebas kekerasan."
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/01/11/1/181443/kekerasan-di-sekolah-bukan-penegakan-disiplin

Timpakul.hijaubiru.org, Senin, 21 Agustus 2006
"Hari Selasa depan aku tidak ingin masuk sekolah. Gurunya kejam. Masa aku tadi dipukul di kelas cuma karena salah membaca." Demikian ungkapan seorang siswa kelas 2 sekolah dasar di kota Samarinda. Kekerasan guru terhadap siswa sangat berdampak pada perkembangan psikologis anak. Keengganan anak untuk terus belajar mata pembelajaran yang diajarkan oleh seorang guru akan berbuah pada tidak bertambahnya pengetahuan anak terhadap mata pembelajaran tersebut.
http://timpakul.hijaubiru.org/pendidikan-9.html?nomobile=1

Riauinfo.com, 18 Februari 2009
SMA Santa Maria Pekanbaru. Gultom, salah seorang guru di sekolah itu meninju dada William (16) salah seorang siswanya.
Akibat aksi dari guru itu, dada William memar, kepalanya pusing dan wajah pusat. Dia tidak bisa menerima perlakuan itu, sehingga kasus ini dilaporkannya ke Mapoltabes Pekanbaru.
http://www.riauinfo.com/main/news.php?c=11&id=8529

Pikiran Rakyat, 26 Agustus 2004
Fitang Budi Aditya (13), seorang murid SMPN 3 Babelan Kabupaten Bekasi babak belur dipukuli teman sekelasnya atas perintah seorang guru di sekolah tersebut yang menghukum korban karena terlambat datang ke sekolah dan tidak mengenakan badge (lambang sekolah) pada seragam sekolah yang dikenakannya.

Tabloid Cek & Ricek, 3 Oktober 2004
Suci pratiwi melakukan bunuh diri diduga karena adanya tuduhan mencuri uang sang guru, di Jakarta Utara.
Media Indonesia, 6 April 2005 Penindasan dilakukan oleh beberapa siswi SMAN 1 Budi Utomo Jakarta kepada adik kelas mereka.

Media Indonesia, 8 April 2005
Pungutan liar dilakukan oleh sebuah sekolah di Surabaya.

Kompas, 12 mei 2005
Kepala sekolah SMPN 1 Rajapolah, Tasikmalaya, menghardik dan menampar siswa dalam upaya untuk menertibkan mereka.

Kompas, 17 Juli 2005
Fifi Kusrini (13) siswi SMPN 10 Bekasi nekat bunuh diri karena sering diejek sebagai anak tukang bubur.

Media Indonesia, 16 Desember 2005
Aditya (10) gantung diri diduga karena takut dimarahi guru bila tidak mengenakan seragam Pramuka.


☁☁☁


Seorang psikolog, Ibu Veronika Trimardhani, M.Si , menyatakan bullying merupakan tindakan antara senioritas dan junioritas dimana bisa terjadi secara turun-menurun. Seorang senior akan melakukan tindakan bullying pada juniornya karena senior tersebut pernah mengalami tindakan bullying dari seniornya terdahulu, sehingga akan diteruskan kepada juniornya. Selain itu, bullying yang dilakukan oleh seorang senior merupakan tindakan yang ingin memperlihatkan kehebatan seorang senior dibangding juniornya.

Selain itu menurutnya, jika dilihat dari sisi positif dan negatifnya, tentu saja bullying merupakan tindakan negatif dimana akan mengakibatkan tekanan bagi juniornya, namun jika dipandang dari sisi positifnya, bullying dapat memberikan motivasi bagi junior untuk menghargai dan menghormati seniornya.

Sebagai seseorang yang tidak hanya sebagai psikolog, namun juga sebagai pendidik, Ibu Vero membedakan antara hukuman dan bullying. Menurutnya, hukuman memang sepatutnya diberikan kepada pihak yang belaku salah, namun beliau tidak setuju apabila sifat dari hukuman tersebut merupakan hukuman fisik.

Dengan adanya tindakan bullying di institusi pendidikan Indonesia, Ibu Vero memberikan masukan sebagai usaha yang terbaik yakni perlu didirikannya team building di sekolah sehingga seluruh civitas yang berada di dalam institusi pendidikan mampu meningkatkan social awareness yang dimilikinya. Selain itu, perlu juga dilakukan berbagai kegiatan dan kompetisi bersama antar senior dan junior sehingga ada keakraban dan rasa empati di antara satu sama lain.

☁☁☁

Guys, mungkin beberapa dari kita belum sadar kalau ternyata Bullying tidak hanya mengganggu psikologis seseorang, tetapi juga nyawa orang tersebut. hanya karna ejekan, siapa sangka Fifi nekat bunuh diri? let our eyes wide open bout this, bullying bukan hal yang patut di turun-temurunkan dan menjadi budaya di sebuah lingkungan atau sekolah. masih banyak hal positif lain yang dapat kita lakukan. Spread the love, and positivity everywhere! ☺

Friday, December 2, 2011

10 artis hollywood yang pernah di bully

Siapa bilang seorang artis gak pernah di bully? ini nih, kisah - kisah artis hollywood yang mengaku pernah dibully.


1Mischa Barton


barton
Sekarang kita kenal cewek satu ini sebagai seleb kaya dengan gaya berpakaian yang selalu jadi contekan ABG sedunia. Padahal dulunya ga begitu. “Aku dulu tidak termasuk dalam genk anak populer,” cerita Mischa. “Sebagai orang luar genk anak ngetop, aku tumbuh menjadi anak yang sensitif. Sudah begitu aku tidak tahu cara berpakaian yang keren dan aku juga tidak punya banyak uang,” lanjut cewek yang ngetop setelah main di serial O.C itu. Gak heran  kalau Mischa suka digencet oleh genk anak populer di sekolahnya.
2 Michael Phelps
phelps
Perenang yang memenangkan 8 medali di Olimpiade Beijing ini pada masa kecilnya dulu sering dikerjai gara-gara tubuhnya yang bongsor.  “Hinaan serta gencetan di masa sekolah itulah yang justru membuatnya menjadi orang yang kuat,” kata sang Mama. Aneh tapi nyata, setelah Michael menjadi bintang Olimpiade, orang-orang yang dulu menggencetnya tanpa rasa malu mengontak Michael di Facebook minta dijadikan teman.
3Demi Lovato
Demi
Waktu kelas 7 dulu, Demi suka digencet oleh beberapa temannya di sekolah. Karena gencetan teman-temannya, Demi semakin lama semakin mengerikan. Orangtua Demi sampai harus mengeluarkannya dari sekolah. Dia pun melanjutkan pendidikan lewat jalur Home Schooling. “Tadinya aku gak mengerti mengapa mereka suka menggencetku. Baru sekarang aku paham, itu semua terjadi hanya karena gaya idupku berbeda dari anak lain,” simpulnya. Demi kan seja kecil sudah jadi artis, jadi ada aja yang sirik. Sekarang Demi bertekad menjadi panutan bagi anak-anak yang menjadi korban gencetan. “Aku ingin bisa membantu programAnti Bullying,” harapnya.
4Victoria Beckham
victoria
“Zaman sekolah dulu aku ga punya teman . Orang suka mendorongku dan mengancam akan melukaiku sepulang sekolah. Mereka suka mengerjaiku lalu melempar apa saja yang ada di genangan air ke arahku,” kenang istri pesepakbola, David Beckham, ini. Sedihnya, tak satu orang pun yang berkenan menolong Victoria yang malang itu. “Benar-benar pengalaman yang mengerikan, sangat mengerikan. Sebenarnya aku sudah berusaha berteman dengan siapa saja, tapi aku tidak ernah bisa masuk lingkungan pergaulan mana pun. Jadinya aku selalu sendiri,” ucap ibu 3 anak ini.
5. Christian Bale
bale
Sewaktu mendapatkan sebuah peran film karya Steven Spielberg pada usianya yang ke-13, Christian menerima dua tanggapan yang berbeda dari teman sekolahnya. “Cewek-cewek jadi senang mengerumuniku, sementara para cowok justru mengajakku berkelahi,” ingat pemeran Batman ini.
6. Tom Cruise
cruise
Sekarang sih orang sangat menghormati salah satu bintang Hollywood paling kaya ini. Tapi di masa sekolah dulu, Tom digencet habis-habisan oleh teman-teman sekolahnya. ada umurnya yang ke-14, Tom telah pindah sekolah 15 kali karena ayahnya terus menerus pindah kerja. Di ke 15 sekolah itu pula Tom menerima gencetan demi gencetan. “Badanku dulu kecil dan aku menderita disleksia (gangguan membaca). Aku pun menjadi sasaran empuk bagi anak-anak bertubuh lebih besar. Sbenarnya aku gak suka memukul orang, tapi kalau aku tidak memukul balik mereka, aku tahu aku akan digencet sepanjang tahun,” cerita Ayah Suri Cruise ini.
7. Rihanna
Rihanna 
Lantaran warna kulitnya lebih terang dibanding teman-teman sekelasnya di Barbados, Rihanna tak henti-hentinya disiksa. “Di rumah, warna kulitku tak pernah jadi masalah. Eh, begitu aku sekolah, tiba-tiba saja semua orang mempermasalahkannya. Aku sangat bingung mengapa mereka bersikap begtu padaku,” tuturnya. Siksaan mental itu diterimanya sampai ia tamat sekolah dasar.
8. Jessica Simpson
jessica
Karena ukuran dadanya yang sangat besar, Jessica kerap menerima hinaan yang menyakitkan. “Saat berjalan di lorong sekolah aku mendengar teman-teman berbisik. Bahkan ada yang melemparkan tisu toilet dan telur ke rumahku. Ada juga yang menuliskan hal-hal jahat mengenai diriku dengan spidol permanen di tepi jalan. Mereka sungguh membenciku,” Jessica bercerita.
9. Reese Witherspoon
reese
Gara-gara bertubuh pendek dan berkacamata tebal, Reese Witherspoon menjadi bulan-bulanan teman sekolahnya. “Sampai kenyang rasanya aku diejek hanya karena badanku pendek dan berkacamata,” kenang pemenang Piala Oscar ini(kabarnya 50% siswa berkacamata dihina teman-temannya). “Aku ingat bagaimana aku menangis 2 minggu penuh lantaran tubuh pendekku membuatku ditolak masuk tim softball,” tambahnya. Tapi berangsur-angsur dia belajar menerima dan menghargai segala kekurangan segala kekurangan fisiknya. Pengalaman diejek itulah yang membuatnya tegar. Malah Reese berharap kedua anaknya, Ava dan Deacon, mengalami juga seperti dirinya agar mereka belajar menjadi orang yang kuat.
10. Taylor Swift
swift
“Banyak teman cewek di sekolahku dulu yang menganggap aku anak aneh. Mereka sering mengejekku dengan kata-kata yang menyakitkan,” buka Taylor. “Saat makan siang di kantin adalah siksaan bagiku. Mereka pasti langsung pindah melihatku datang untuk duduk di meja mereka,” Taylor menyambung ceritanya dengan gemas. Siapa sangka anak aneh itu telah menjelma menjadi penyanyi country yang cemerlang dan tajir?

tuh, terbukti kan? gak semua artis atau orang - orang terkenal itu hidupnya mulus - mulus aja. intinya kita ga boleh ngejudge, atau ngegencet orang, selain dosa, mungkin aja tu orang jadi orang-orang berhasi kaya daftar nama artis di atas? Kalau kita baik ke orang apalagi orang yang digencet, siapa tau kita dapet percikan keberhasilannya? Iya ga?
so, #BYEBULLYING guys!