Robin M. Kowalski, Ph. D, dan Patricia W. Agatston, Ph.D, dalam buku   Cyber Bullying menjelaskan bahwa bullying bisa juga terjadi melalui   dunia maya. Kowalski, Limber, dan Agatston memaparkan sejumlah metode   yang bisa digunakan untuk cyber bullying dalam berbagai  teknologi komunikasi yang berkembang saat ini.
Chatting
 
Para  remaja dan anak masa kini pasti suka chatting. Ngobrol di  dunia maya ini memungkinkan terjadinya komunikasi secara real time. 
Pem-bully dapat mengirimkan pesan bernada ancaman atau  marah-marah kepada target. Pem-bully juga bisa menggunakan  identitas korban untuk berkomunikasi dengan orang lain dan menyebarkan  pesan bernada ancaman pula.
Surat Elektronik
 
Merupakan  metode paling sering yang digunakan untuk cyber bullying.   Melalui surat elektronik (surel), seseorang dapat mengirimkan pesan   menjelek-jelekkan kepada ratusan, bahkan ribuan orang dengan hanya   memencet satu tuts saja. Seseorang yang ingin mempermalukan target bisa   mengirimkan gambar atau informasi lain tentang seseorang ke ratusan  atau  ribuan orang dalam waktu bersamaan.
Meski surel mudah   ditelusuri, tak ada yang bisa memastikan kalau seseorang dengan   identitas itulah yang benar-benar mengirimkannya. Bisa jadi orang lain   dengan mudah masuk ke identitas surel itu karena tahu kata kuncinya.
Pesan  Singkat
 
Penggunaan  pesan singkat melalui telepon seluler  pada anak remaja sungguh  menakjubkan. Mereka bisa dengan cepat mengetik  pesan untuk dikirimkan  kepada orang lain. Sayangnya, pesan singkat ini  kadang digunakan dengan  tidak tepat, untuk memberi contekan kepada teman  lain ketika sedang  ujian, misalnya. Di sisi lain, pesan singkat juga  dapat digunakan  sebagai alat cyber bullying. 
Jejaring  Sosial
 
Friendster, Facebook, Myspace, atau Twitter dapat  menjadi jalur cyber bullying.  Dalam Facebook misalnya,  seseorang bisa mengetahui ia berteman dengan  siapa, berhubungan dengan  siapa, serta memungkinkan seseorang memberi  komentar atas orang  tersebut. Pem-bully bisa saja berkomentar jelek atau  menjelek-jelekkan orang lain.
Blog
 
Jurnal  online ini bisa juga digunakan untuk cyber bully.  Seorang  remaja dapat menggunakan blog untuk merusak reputasi atau  menyerbu  privasi remaja lain. Contohnya, remaja yang baru putus pacaran  bisa  menuliskan informasi memalukan tentang mantan pacarnya.
Selain  blog, situs maupun games di internet dapat pula dijadikan alat  untuk melakukan cyber bullying.  
Subscribe to:
Post Comments (Atom)





No comments:
Post a Comment