Siapa bilang orangtua terlalu protektif itu menjamin anaknya pasti menjadi baik?
Orang tua yang terlalu protektif, justru menjadikan anak sebagi korban  bullying. Anak harus diajari untuk berani melawan siapa yang melakukan  kekerasan terhadapnya.
Peneliti dalam bidang perilaku manusia  dari Amerika Serikat (AS), Dr John Demartini mengatakan bahwa orangtua  dari anak korban bully harus berhenti mengendalikan anak-anaknya dan  mulai membiakan mereka mengontrol sendiri kehidupannya. "Seorang  anak yang mengalami kekerasan merupakan hasil support yang berlebihan  dari orang tuanya," kata Demartini yang dilansir news.com.au, Minggu  (20/11/2011)
"Anda harus mengajarkan anak dengan kehidupan nyata.  Jika Anda mengajarkan mereka dalam sebuah dunia khayalan dimana mereka  diharuskan untuk bersikap baik dan bergaul, mereka tidak akan menghargai  bagaimana kehidupan sebenarnya," imbuhnya.
Demartini juga  menganjurkan untuk melawan balik tindak kekerasan itu. Para pelaku  bullying, jelas dia, tidak akan menyerang anak yang bisa memberikan  perlawanan balik.  "Jika anak-anak yang senang pergi keluar dan  belajar seni bela diri, belajar bagaimana menjadi cerdas dan memiliki  banyak teman, maka mereka tidak akan menjadi korban bully," katanya.
Sebaliknya,  ahli anti-kekerasan dari Australia, Dr Ken Rigby, mengatakan bahwa  membalas dengan kekerasan bukanlah sebuah jawaban. "Melawan bukanlah  suatu hal yang beralasan, konsultan pendidikan akan mengatakan bahwa hal  itu sebagai hal yang berurusan dengan kekerasan," kata Rigby.
Rigby  berpendapat, orang yang menganggap hukuman fisik itu efektif itu sangat  kuno. Ada cukup bukti yang dapat menunjukkan bahwa hukuman fisik itu  tidak efektif untuk membuat anak bersikap lebih baik. 
"Untuk  menjadikannya orang yang baik, Anda sendiri harus menjadi orang yang  kuat untuk bertahan hidup di dunia ini," jelas Rigby.
Sementara  Dr Susan Colmar dari Universitas Sydney, mengatakan bahwa anak-anak  bukanlah korban bully karena anak-anak memiliki tipe-tipe tertentu.  "Beberapa anak pendiam dan sangat sensitif, yang bukan berarti mereka  adalah korban" katanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment